
Jakarta - BRI Super League 2025/2026 masih menjadi panggung besar bagi sejumlah pemain naturalisasi Timnas Indonesia.
Nama-nama beken seperti Jordi Amat, Stefano Lilipaly, Rafael Struick, dan Jens Raven ikut memanaskan persaingan perburuan gelar di kasta teratas dalam negeri bersama tim masing-masing.
Jordi Amat, Rafael Struick serta Jens Raven merupakan wajah baru setelah ketiganya memutuskan melanjutkan karier ke tanah leluhur.
Jordi Amat, sebelumnya bermain untuk klub raksasa Malaysia, Johor Darul Ta'zim. Sedangkan Rafael Struick bermain bareng tim Australia, Brisbane Roar, dan Jens Raven merupakan jebolan Dordrecht, Belanda.
Kehadiran ketiganya menyedot perhatian sekaligus tanggapan. Tak sedikit yang menyayangkan, tetapi banyak pula yang mendukung. Soalnya, bermain di dalam negeri membuat ketiganya punya menit bermain lebih banyak ketimbang bertahan di klub lama.
Jika usia dijadikan tolok ukur maka karier Rafael Struick dan Jens Raven tentunya masih lebih awet ketimbang Jordi Amat serta Stefano Lilipaly.
Rafael Struick baru berusia 22 tahun. Sedangkan Jens Raven lebih muda lagi, 19 tahun. Bandingkan dengan Jordi Amat yang sudah berusia 33 tahun dan Stefano Lilipaly 35 tahun.
Sekarang yuk kita kupas, sejumlah pemain naturalisasi Timnas Indonesia level veteran yang kariernya bisa jadi meredup karena faktor usia.
Harga jersey resmi untuk BRI Super League 2025/2026 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan memicu reaksi dari banyak suporter. Persib Bandung jadi salah satu klub yang disorot karena harga jersey terbarunya dianggap terlalu mahal oleh para Bobo...
Stefano Lilipaly

Seperti disinggung di atas, eks gelandang Borneo FC yang musim ini dipinjamkan kepada Dewa United sudah beranjak senja, 35 tahun.
Memang, pemain kelahiran Amsterdam, Belanda, 10 Januari 1990, ini belum menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Ia masih beringas di lini tengah sampai akhirnya dipanggil lagi ke Timnas Indonesia oleh pelatih Patrick Kluivert.
Hanya, Stefano Lilipaly toh harus realistis. Peminjamannya ke Dewa United menjadi sinyal kalau perannya mulai menipis.
Usia yang terus bertambah jualah yang akan membuat Stefano Lilipaly perlahan akan kehilangan tempat, mengingat tim-tim peminat pastinya lebih memilih pemain muda untuk regenerasi.
Jordi Amat

Dua tahun lebih muda dari Stefano Lilipaly, musim ini menjadi musim pembuktian bagi Jordi Amat bersama Persija Jakarta.
Ia melakoni debutnya di BRI Super League 2025/2026 dalam kemenangan besar 4-0 atas Persita Tangerang di JIS (10-8-2025).
Jakmania berharap bek yang pernah memperkuat Espanyol, Rayo Vallecano, Swansea City, Real Betis, dan Eupen ini bisa tampil konsisten dalam misi menuju singgasana juara.
Namun, seperti halnya Stefano Lilipaly, peran sentral Jordi Amat juga mulai memudar. Ia mengalami itu di klub sebelumnya, Johor Darul Ta'zim.
Sempat menjadi langganan starter sejak kedatangannya pada 2022, belakangan Jordi Amat mulai keluar dari lingkaran utama skuad berjuluk Harimau Selatan tersebut.
Ilija Spasojevic

Jangan lupa, Ilija Spasojeviv juga pemain naturalisasi. Ia jadi WNI pada 2017 dan striker milik Bhayangkara Presisi Lampung FC ini pernah membela Timnas Indonesia, walau tak seheboh Rafel Struick dan Ragnar Oratmangoen, misalnya.
Kenyang pengalaman di sepak bola dalam negeri, Spaso masih eksis hingga detik ini. Bhayangkara FC berharap banyak kepada tombak asal Serbiai ini, membawa banyak kemenangan di BRI Super League 2025/2026.
Spaso pernah sangat ditakuti karena keganasannya. Pada musim 2021/2022, tombak yang kini berusia 37 tahun itu mengukuhkan diri sebagai yang tersubur dengan torehan 23 gol. Saat itu ia memperkuat Bali United yang juga tampil sebagai jawara.
Akan tetapi, balik lagi ke usia, musim ini menjadi musim pertaruhan bagi Spaso untuk lanjut ke musim selanjutnya atau tidak.
Marc Klok

Perannya di Timnas Indonesia sepertinya harus usai menyusul "serbuan" pemain naturalisasi seperti Ivar Jenner, Thom Haye, Joey Pelupessy, pun Nathan Tjoe-A-On.
Namun, bagi Persib Bandung, ia lebih dari seorang pengatur irama permainan. Ia adalah nyawa Maung Bandung.
Musim lalu, Persib menorehkan sensasi lewat back to back dan satu nama yang layak ditinggikan, siapa lagi kalau bukan playmaker berusia 32 tahun ini.
Dikenal karena kemahirannya mendistribusikan bola ke semua lini, Marc Klok belum tergantikan di mata pelatih Bojan Hodak.
Toh begitu, usia yang tak lagi muda membuat kelahiran 20 April 1993 harus panda-pandai 'atur napas'.
Dengan status juara bertahan di kompetisi tertinggi domestik yang juga bertarung di Asia Champions League Two (ACL 2) 2025/2026, Marc Klok harus selalu tampil kinclong karena ia pastinya ingin dikenang sebagai satu di antara legenda terbaik dalam sejarah Pangeran Biru.