
Jakarta - Sosoknya jadi bagian dari skuad Timnas Indonesia yang sukses menggondol medali emas sepak bola di ajang SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Sebuah pencapaian yang tak mudah, mengingat timnas baru bisa lagi melakukannya pada SEA Games 2023. Penantian yang sangat panjang.
Selain timnas, ia juga pernah memperkuat Persib Bandung dan hingga kini namanya tetap melegenda di hati Bobotoh.
Ya! Dia adalah Erick Ibrahim. Kelahiran Bandung, 29 Mei 1967, ini memang tak bisa dipisahkan dari perjalanan timnas dan Persib.
Salah satu momen yang tak akan pernah ia lupakan, saat Pangeran Biru melakoni laga persahabatan Internasional melawan raksasa Belanda, PSV Eindhoven pada 11 Juni 1987.
Ketika itu, PSV dijejali sederet bintang macam Hans van Breukelen, Ronald Koeman, dan si gimbal Ruud Gullit. Persib mendapat kesempatan berharga sebagai apresiasi usai mereka menjuarai Piala Perserikatan.
Terus Ikuti Perkembangan Timnas Indonesia

Meski sudah lama gantung sepatu, Erick Ibrahim masih terus mengikuti perkembangan Timnas Indonesia, terlebih di era Shin Tae-yong dan kini Patrick Kluivert. Termasuk timnas kelompok umur.
"Sejak dipegang Shin Tae-yong ke sini, saya mulai melihat ada sepak bolanya gitu. Maksudnya, progresnya lebih naik," kata Erick Ibrahim via kanal YouTube SAPA belum lama ini.
"Jadi sampai detik ini, walaupun itu U-17, U-23, sampai yang kemarin nih tim wanita yang main di Vietnam saya nyari link-linknya enggak nemu pingin nonton. Sekarang nih melihat timnas tuh pingin nonton terus," imbuhnya.
Faktor Pemain Naturalisasi
Menurut Erick Ibrahim, ia senang menonton timnas karena permainan yang terus meningkat dan menjadi salah faktor adalah kehadiran pemain-pemain naturalisasi serta diaspora.
"Ya, mungkin salah satunya itu (pemain naturalisasi) karena dengan masuknya pemain diaspora dan naturalisasi permainan kan sudah berbeda," ujar Erick Ibrahim.
"Secara permainan, pemain-pemain lokal Indonesia tuh kan main tabrak-tabrak aja. Yang penting lari kencang. Bola pun juga kadang build up juga susah. Yang penting bola ke depan, rebutan gol".
"Tapi kalau sekarang kan bermainnya sudah dari bawah. Mencari dan dapat peluang. Kalau enggak dapat, mulai lagi dari bawah. Jadi seninya kelihatan," pungkas Erick Ibrahim.