
Solo - Pelatih Timnas Putri Indonesia U-16, Timo Scheunemann, mengungkapkan sederet pekerjaan rumah yang masih harus dibenahi anak asuhnya jelang menghadapi Australia pada semifinal Piala AFF Putri U-16 2025.
Duel Timnas Putri Indonesia U-16 menghadapi Timnas Putri Australia U-16 bakal berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Rabu (26-8-2025) pukul 19.30 malam WIB. Ini menjadi tantangan berat bagi skuad Garuda Pertiwi.
Menurut Timo, masih ada setumpuk evaluasi yang harus diperbaiki anak asuhnya. Satu di antara yang utama ialah kebiasaan para pemain yang terlalu lama menggiring bola. Inilah yang terlihat pada dua laga awal melawan Timor Leste dan Malaysia.
"Para pemain ini masih harus belajar banyak hal. Masih ada banyak yang perlu dipelajari karena mereka masih berkembang. Namun, saya masih tetap sangat salut dengan para pemain ini," kata Timo Scheunemann.
"Mereka ini coach-able dan bisa dikasih tahu. Walaupun masih banyak kebiasaan menggiring bola yang tidak perlu sehingga, akhirnya dihantam oleh pemain lawan. Beberapa kali sudah saya kasih tahu, tetapi masih saja dilakukan," imbuhnya.
Stadion Liga Inggris memang punya atmosfer yang luar biasa. Tapi tahukah kamu kalau ada banyak aturan tak tertulis yang cuma dipahami oleh fans asli di sana? Dari tradisi unik, larangan aneh, sampai kebiasaan yang bikin merinding, semua bakal kita ba...
Jelang Melawan Australia

Menurut pelatih kelahiran Kediri itu, kebiasaan-kebiasaan semacam inilah yang sudah tak bisa lagi dilakukan Timnas Putri Indonesia U-16 saat menghadapi Australia di semifinal Piala AFF Putri U-16 2025.
Sebab, jika terlalu lama memegang bola, para pemain bakal langsung diadang oleh pemain lawan. Apalagi, menghadapi Australia, Garuda Pertiwi akan berjumpa lawan yang secara postur lebih besar dan punya kekuatan besar.
"Nah, inilah yang sudah tak bisa lagi mereka lakukan saat menghadapi Australia di semifinal. Tidak bisa karena Australia posturnya besar-besar, kemampuannya semua juga merata," kata pelatih keturunan Jerman itu.
"Power-nya juga. Mereka bisa memindahkan bola ke area lapangan lain. Kami saja masih menggunakan jembatan untuk memindah bola, tetapi mereka bisa melakukannya secara langsung," katanya lagi.
Jadi Pembelajaran Penting

Pelatih berusia 51 tahun itu berharap, Nasywa Salsabilah Fatah dkk. bisa mulai bermain sesuai sistem yang telah diberikan tim pelatih, yakni mengalirkan bola secara cepat dengan umpan-umpan pendek.
"Kalau kami masih mau bermain dribble, ya nanti kami bakal dihantam. Jadi, para pemain harus melepaskan bola, bermain dari kaki ke kaki, seperti yang seharusnya bisa kami lakukan pada laga sebelumnya," ucapnya.
Meski begitu, Timo menyadari bahwa anak asuhnya masih dalam tahap belajar. Dia berharap, skuad muda Garuda Pertiwi ini bisa terus belajar untuk meningkatkan kualitasnya.
"Ini penting untuk menghindari tekel-tekel keras dari pemain lawan. Ini menjadi pembelajaran penting bagi pemain kami untuk menghadapi pertandingan selanjutnya," tambah Timo Scheunemann.