
Jakarta Persija Jakarta membuka kans untuk menjadi yang terbaik di pentas BRI Super League 2025/2026, meski kompetisi masih berjalan panjang.
Torehan tiga kemenangan dan sekali seri semakin membuktikan kalau Persija layak dijagokan musim ini.
Dengan torehan 10 poin, tim asuhan Maurício Souza untuk sementara memuncaki klasemen dan mereka pastinya akan terus memburu hasil positif di laga-laga berikutnya.
Persija terakahir kali menjadi yang terbaik di kasta teratas Indonesia pada 2018, saat kompetisi bernama Liga 1. Jadi, ini merupakan momen yang tepat bagi Rizky Ridho dan kawan-kawan untukl kembali memahat sensasi.
Terkait performa Persija, pendiri yang juga eks Ketua Jakmania, Ferry Indrasjarief, mengaku puas. Ia juga memuji Maurício Souza selaku juru taktik Macan Kemayoran yang menurutnya punya pendirian teguh dalam hal membangun tim.
"So far puas ya. Pertama gue lihat pelatih benar-benar minta semua pemain yang dia inginkan dan itu dipenuhi. Ketika ada usulan pemain bagus gitu, ada usulan gini, dia enggak mau dia tolak," kata Ferry Indrasjarief via kanal YouTube Liputan 6 Sport.
Optimistis

Meski ada Jakmania yang menganggap Maurício Souza lamban, Ferry punya pandangan lain terhadap nakhoda ber-KTP Brasil tersebut.
"Dan mungkin sebagian besar Jakmania menganggap lamban. Tapi kalau saya bukan melihat lamban. Tapi gua ngelihat si Maurício Souza ini lebih teliti gitu nyari pemain yang sesuai. Jadi dia nyusun tim itu kayak main puzzle. Puzzle yang cocok ini kayaknya di sini pemain ini. Nah, dia teliti. Satu-satu dia ambil dan akhirnya hasilnya jadi sudah kelihatan di dua pertandingan plus launching," tukasnya.
"Jadi kelihatannya memang karena dia orang Brasil, dia pernah ngelatih di Brasil, dan pemain-pemainnya juga tahu maunya dia dan dia juga tahu karakter pemainnya," imbuhnya.
Faktor Pemain Asing

Bagaimana pemain asing musim lalu yang banyak mendapat kritik, menyusul hasil akhir Persija yang terpuruk di posisi ketujuh klasemen akhir BRI Liga 1 2024/2025?
"Kalau menurut gue ini masalah cocok-cocokan. Jadi, musim lalu fokusnya beberapa musim, tiga musim ya, kita fokus pelatih Eropa. Pemainnya banyak diambil dari Eropa. Nah, ternyata pemain Eropa nggak berkembang di sini," beber Bung Ferry, panggilan akrab Ferry Indrasjarief.
"Mau dia sebagus apapun di daerahnya, dengan harga yang lebih tinggi, tapi ternyata dia enggak bisa berkembang. Jadi kita butuh sesuatu yang lain. Kelihatannya di Indonesia nih, iklim sepak bola kita lebih ramah pada pemain dari Amerika Latin sama dari Afrika," pungkas Ferry Indrasjarief yang selama sembilan tahun menjadi Ketua Jakmania merasakan manisnya dua gelar bareng Persija, 2001 dan 2018.