Jakarta - Sylvano Comvalius pernah menjadi sensasi di sepak bola Indonesia. Penampilannya di musim 2017 bersama Bali United masih terus menjadi pembahasan menarik sampai saat ini.
Liga 1 2017 memang menjadi panggung hebat bagi Sylvano Comvalius. Ia mampu menjadi top scorer dengan torehan 37 gol dari 34 pertandingan.
Torehan 37 gol itu masih menjadi rekor sampai saat ini. Sylvano Comvalius masih tercatat sebagai pemain tertajam dalam semusim di Liga Indonesia.
Belum lama ini Bola.com mendapatkan kesempatan melakukan wawancara secara eksklusif dengan Sylvano Comvalius. Banyak hal yang diungkapkan Sylvano kepada kami.
Termasuk mengenai situasi yang ia hadapi pada 2018. Sylvano Comvallius sempat mendapatkan tawaran melakukan naturalisasi dan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Cerita Sylvano Comvalius dan Para Pesepak Bola Nasional Soal Jas
Diminta oleh Luis Milla
Penampilan hebat Sylvano Comvalius bersama Bali United di Liga 1 2017 membuat pelatih Timnas Indonesia saat itu Luis Milla kepincut. Comvalius mengaku sempat berbicara dengan Luis Milla mengenai kemungkinan dirinya menjalani proses naturalisasi.
"Saya sempat berdiskusi dengan Luis Milla tentang kemungkinan mendapatkan naturalisasi dan bermain untuk Timnas Indonesia," ungkap Sylvano Comvalius, eksklusif kepada Bola.com.
Sylvano Comvalius menyatakan saat itu tidak banyak yang tahu mengenai proses naturalisasi tersebut. Comvalius juga tidak bisa banyak berbicara saat itu.
"Ya, banyak orang tidak tahu. Itu terjadi di belakang, karena saya selalu diam. Sekarang saya bisa bicara setelah delapan tahun. Obrolan soal naturalisasi itu memang ada," jelasnya.
Untuk Asian Games 2018
Menurut Sylvano Comvalius, saat itu Timnas Indonesia membutuhkan striker tambahan untuk Asian Games 2018. Luis Milla pun sangat tertarik untuk menggunakan tenaga Comvalius.
Saat itu Sylvano Comvalius pun sangat tertarik untuk membela Timnas Indonesia. Namun, ada aturan yang tidak bisa dilanggar oleh PSSI saat itu.
Yakni pemain yang bisa menjalani proses naturalisasi jika tidak memiliki garis keturunan harus tinggal 5 tahun secara beruntun atau total 10 tahun jika pada periode tersebut sempat meninggalkan Indonesia.
"Saat itu saya sangat terbuka, dan saya sudah katakan iya," tandas Sylvano Comvalius.