Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Alasan Ismed Sofyan Tak Langsung Jadi Pelatih setelah Pensiun, Kini Sibuk Mengurus 4 Klub di Berbagai Kasta

Alasan Ismed Sofyan Tak Langsung Jadi Pelatih setelah Pensiun, Kini Sibuk Mengurus 4 Klub di Berbagai Kasta

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-20 08:30:02
Dilihat:5 Pujian
Pemain FC Bekasi City, Ismed Sofyan, berpose setelah sesi latihan di Lapangan Harin, Tengerang Selatan, Rabu (7/9/2023). Pemain bernomor punggung 14 itu bertekad membawa tim berjuluk Kuda Hitam naik kasta musim depan. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Legenda Persija Jakarta, Ismed Sofyan, kini lebih memilih melanjutkan kariernya sebagai pengurus klub, alih-alih mengambil jenjang karier sebagai pelatih seperti kebanyakan rekan seangkatannya.

Padahal, sebetulnya Ismed Sofyan telah mengantongi lisensi A AFC setelah memutuskan gantung sepatu pada medio 2024 lalu.

Tawaran untuk menakhodai klub, terutama di usia muda, sebetulnya juga sudah beberapa kali datang.

Akan tetapi, pria asal Aceh Tamiang ini memilih untuk mengambil peran sebagai Direktur Teknik (Dirtek) di sejumlah klub yang berbeda. Bahkan, kini Ismed terlibat dalam pengelolaan empat klub di kasta ketiga dan keempat.

"Sebenarnya, tawaran untuk melatih itu ada. Bahkan, untuk tahun ini, saya mendapatkan beberapa tawaran, termasuk mengasuh akademi dan skuad U-20 di Elite Pro Academy," ujar Ismed Sofyan dalam kanal YouTube "Capt Hamka".

"Tetapi, kembali lagi, saya bekerja di suatu perusahaan sepak bola juga. Saya sempat ditawari menjadi pelatih kepala. Akan, tetapi atasan mengatakan kalau saya jadi pelatih kepala, waktu saya tersita untuk satu klub saja," lanjutnya.


Tangani Empat Klub

Empat legenda Timnas Indonesia melakukan talkshow di SUGBK jelang laga skuad Garuda versus Jepang di SUGBK pada Ronde 3 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia hari Jumat (15/11/2024) malam WIB. Keempat legenda Timnas Indonesia yang dimaksud adalah Okto Maniani, Rochy Putiray, Hamka Hamzah, dan Ismed Sofyan. (Muhammad Adiyaksa/Bola.com)

Pada mulanya, Ismed ditunjuk menjadi Dirtek klub Liga 4, Pesik Kuningan. Selain itu, dia dipercaya menduduki jabatan yang sama di Nusantara Lampung FC, yang kini berkompetisi di kasta ketiga.

Ismed juga tercatat mengelola klub kasta keempat lainnya, Slawi United. Yang terakhir, dia mendapatkan kepercayaan untuk menangani klub legendaris yang berusaha untuk dibangkitkan, Persma Manado.

"Sementara itu, kami memiliki beberapa klub yang harus diurus. Jadi, akhirnya diputuskan saya tetap berada di manajemen saja supaya bisa meng-handle beberapa klub yang ada di luar klub yang ditangani," ucapnya.

"Sebenarnya, atasan kami memiliki empat klub yang berbeda, Nusantara Lampung FC, Pesik Kuningan, Slawi United, dan yang terakhir ada Persma Manado," lanjut legenda Timnas Indonesia tersebut.


Tantangan Jadi Pengurus

Atep dan Ismed Sofyan menyeleksi 70 talenta muda masa depan Indonesia. (Liputan6.com/Thomas)

Selama ditunjuk menjadi pengurus klub, pria yang akrab disapa Bang Haji ini menghadapi sejumlah tantangan. Pengelola klub harus bisa bekerja sesuai dengan regulasi untuk membangun skuad di kasta bawah.

"Untuk Pesik Kuningan dan Slawi United ini berkompetisi di Liga 4. Memang perbedaannya sangat jauh ya, terutama masalah regulasi dan atmosfer pertandingan. Cara kami membentuk tim juga agak berbeda," ungkapnya.

"Mungkin, saat kemarin kami di Liga 4, kesannya sangat terburu-buru. Kami cuma persiapan kurang lebih 10 hari. Dengan waktu itu, kami harus mencari pemain, melakukan seleksi, lalu mencari pelatih, setelah itu langsung berkompetisi."

Satu di antara pencapaian yang telah diukir Ismed ialah mengantarkan Pesik Kuningan melaju ke putaran nasional Liga 4 musim lalu. Kini, mereka berupaya untuk menembus kasta ketiga pada musim 2025/2026.

"Itu yang agak sulit ya, terutama di Slawi United. Tetapi, untuk Pesik, persiapannya sudah lama, dan di putaran nasional kami bisa melakukan penambahan pemain. Sesuai regulasi, kami hanya bisa menambah pemain yang berasal dari zona kami," kata kolektor 53 caps bersama Timnas Indonesia itu.


Punya Plus dan Minus

Mantan pemain Persija Jakarta, Ismed Sofyan (tengah), memberikan salam perpisahan usai dirinya tak lagi menjadi bagian dari skuad Macan Kemayoran usai laga pekan ke-10 BRI Liga 1 2022/2023 antara Persija Jakarta melawan Madura United di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (17/9/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Dari pengalamannya menjadi pengurus, Ismed bisa memahami plus dan minus dalam menjalani masing-masing peran di sepak bola.

Sebelumnya, dengan lama menjadi pesepak bola, dia akhirnya mengenal bagaimana risiko menjadi pelatih maupun pengurus klub.

"Sebenarnya, kalau dibilang enak atau tidak, semuanya sama saja. Kalau menjadi pelatih kepala, enaknya ialah kita bisa dikenang oleh orang kalau bisa sukses. Tetapi, risikonya juga sama besar. Kami harus bikin program latihan per minggu dan bulan."

"Tetapi, menjadi pengurus klub itu rupanya sulit juga. Begitu saya menjalani peran ini, banyak kesulitannya juga. Artinya, kami harus mencari pemain lalu merekomendasikan kepada pelatih, tiba-tiba tidak cocok," ujarnya.

"Lalu, ada juga kendala-kendala lain di luar prediksi seperti mencari lapangan, menyiapkan akomodasi, dan hal-hal lainnya. Bahkan, nanti semua komplain datangnya ke kita," imbuh Ismed.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}