Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Kesuksesan Timur Kapadze bersama Uzbekistan Bukan Parameter Bakal Berhasil di Timnas Indonesia

Kesuksesan Timur Kapadze bersama Uzbekistan Bukan Parameter Bakal Berhasil di Timnas Indonesia

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-15 18:30:03
Dilihat:2 Pujian
Timur Kapadze saat latih Uzbekistan di ajang Olimpiade 2026 Paris. (ROMAIN PERROCHEAU / AFP)

Jakarta - Timur Kapadze santer dikabarkan menjadi suksesor Patrick Kluivert di Timnas Indonesia. Pelatih asal Uzbekistan itu dianggap memiliki rekam jejak mumpuni dan prestasinya telah teruji.

Arsitek berusia 44 tahun itu dikaitkan dengan Skuad Garuda, setelah mengundurkan diri sebagai asisten pelatih Timnas Uzbekistan (10/11/2025). Keputusan itu pun membuat rumor dirinya jadi pengganti Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia langsung berkembang.

Juru taktik kelahiran 5 September 1981 itu mengukir sederet pencapaian luar biasa ketika menangani Timnas Uzbekistan di level senior maupun junior. Kapadze mulai memimpin Timnas Uzbekistan pada 2018.

Kapadze berhasil mengantarkan tim muda Serigala Putih finis dua kali runner-up Piala Asia U-23 pada 2022 dan 2024. Juga membantu Timnas Uzbekistan merebut tiket ke Piala Dunia 2026 untuk kali pertama dalam sejarah.

Sayangnya, pada 6 Oktober 2025 Federasi Sepak Bola Uzbekistan (UFA) melengserkan Timur Kapadze dengan menunjuk Fabio Cannavaro sebagai pelatih kepala dan menjadikan Kapadze sebagai asisten.

 


Belum Tentu Cocok

Timur Kapadze saat masih melatih Timnas Uzbekistan. (FRANCK FIFE / AFP)

Pelatih sepak bola nasional, Rasiman, ikut berbicara mengenai calon nakhoda anyar Timnas Indonesia. Menurut dia, rekam jejak Kapadze di dunia kepelatihan tidak bisa dijadikan parameter.

"Kalau saya tidak bisa parameter keberhasilan seorang pelatih maka jaminan dia berhasil di negara tertentu. Dia belum tentu bisa berhasil di Indonesia karena memang metodenya juga berbeda, karakteristik sepak bolanya berbeda," ujar Rasiman kepada Jumat (14/11/2025).

"Kalau menurut saya sih sesuai karakteristik pemain kita, kalau tidak pelatih dari Eropa ya mungkin dari Jepang, yang memang menganut associative football."

"Atau mungkin dari Spanyol, Belanda yang memang lebih suka ke position football, karena pemain-pemain Belanda sudah terbiasa dengan sistem itu," sambung mantan pelatih Persis Solo tersebut.

 

 

 


Problem Ruang Ganti

Yang menjadi pertanyaan, jika resmi menangani Timnas Indonesia apakah Timur Kapadze siap menghadapi dinamika ruang ganti, di mana saat ini skuad Garuda banyak diisi pilar senior diaspora Belanda.

"Ya, menurut saya salah satu problemnya adalah nanti menangani ruang ganti dan training metodologi. Ini kalau Uzbekistan lebih ke Russian-kan. Kalau Russian, kalau Asia itu cocoknya Vietnam ataupun Korea Selatan, yang memang menganut physical football," kata Rasiman.

"Pelatih dari Uzbekistan mungkin pendekatannya juga akan sama seperti itu. Itu yang mungkin akan menjadi resistensi, karena sebetulnya kemarin pemain diaspora dari Belanda itu masalahnya sama juga kan. Tidak cocok dengan metodologi Shin Tae-yong yang lebih mengutamakan fisik daripada taktik bermain."

"Kalau masalah cocok dan tidak cocok, ya itu jawabannya tadi begitu karena memang kultur sepak bolanya berasal dari kutub yang berbeda dengan mazhab yang berbeda. Menurut saya akan menjadi risiko juga di ruang ganti kita dan sistem kepelatihan yang akan diterapkan ke tim nasional kita," pungkasnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}